ISILAH WAKTU DENGAN IBADAH

Demi masa, Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal salih dan saling menasehati dengan kebenaran dan kesabaran
(QS.Al Ashr [103]: 1-3)


Ibadah adalah mencakup semua yang disukai Allah dan yang diridhaiNya, berupa perkataan serta perbuatan lahir dan batin . Dengan demikian tidak ada pengkhususan waktu untuk ibadah atau selain ibadah dalam kehidupan manusia .orang-orang mengira hanya ibadah pada waktu sholat lima waktu atau puasa wajib bulan puasa, atau melaksanakan ibadah haji pada saat menunaikan rukun islam pokok yang terbatas oleh waktu dan tempat tertentu. Orang-orang yang memahami ibadah semata-mata hanya seperti itu sebenarnya telah salah paham. Memang itu semua merupakan masalah-masalah pokok dalam agama, namun pengertian ibadah lebih luas dari itu.
Pengertian ibadah yang benar adalah hendaknya seorang manusia selalu membayangkan bahwa dirinya adalah hamba Allah, baik pada waktu shalat atau di luar shalat, pada waktu sempit ataupun lapang, baik ketika bersama orang banyak ataupun sedang sendirian.Ketika seorang muslim bertolak dari semua ini maka di ada dalam ibadah kepada Allah ta’ala. Selama perasaan diawasi oleh Allah itu ada ketika melakukan semua perbuatan, maka semua itu dianggap sebagai ibadah kepada Allah.
Bila kita menyadari pengertian yang benar mengenai ibadah , maka hal itu menjadi faktor penolong bagi kita untuk memanfaatkan waktu dalam hal-hal yang bermanfaat. Ketika kita membuang-buang waktu tanpa manfaat itu berarti kita merusak pemahaman ibadah yang benar.
Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Al-Asbahah mengisahkan bahwa seorang wanita dijaman Rasulullah saw bernama Asma binti Yazid ibnus Sakan r.a. datang menemui Nabi Muhammad saw. Ketika beliau sedang berada ditengah-tengah para sahabatnya. Dia berkata, ” Demi ayahku dan ibuku!, Aku adalah utusan para perempuan kepadamu. Sesungguhnya Allah telah mengutusmu kepada laki-laki dan perempuan semuanya sehingga kami beriman kepadamu dan kepada Tuhanmu. Namun kami para perempuan, sangat terbatas dan terkekang, padahal kami adalah tonggak rumah kalian, lahan memuaskan syahwat kalian, dan yang mengandung anak-anak kalian. Sedangkan kalian wahai para lelaki yang telah diberi kelebihan oleh Allah dengan adanya perkumpulan, jamaah, mengunjungi orang sakit, melayat jenazah, dan melaksanakan ibadah haji berulang kali. Bahkan hal yang lebih utama dari itu yaitu jihad di jalan Allah sampai pada perkataan. Dan bila salah seorang dari kalian keluar untuk menunaikan ibadah haji atau berjihad maka kamilah yang menjaga harta-harta kalian, menenun pakaian kalian, dan mendidik anak-anak kalian. Apakah kami bisa bersama dengan lelaki dalam mendapatkan pahala ini ?. Nabi Muhammad saw lantas berpaling kepada para sahabat dan berkata ” apakah kalian mendengar perkataan yang lebih baik dari perempuan ini, yang mengadukan masalah agamanya. Para sahabat menjawab, ”Wahai Rasulullah kami tiak menyangka ada perempuan yang mendapatkan petunjuk seperti dia!”. Lantas nabi berpaling kepada perempuan itu dan berkata , ”Wahai perempuan, pahamilah dan beritahukanlah kepada para perempuan yang ada dibelakangmu bahwa pengabdian .seorang perempuan kepada suaminya, mencari keridhaannya, dan mengikutinya, maka kedudukannya sama dengan itu semua (pekerjaan yang dilakukan laki-laki).
Seorang perempuan mungkin saja mengira melaksanakan pekerjaan –pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang tidak mendatangkan pahala dan tidak bermanfaat bila dibandingkan dengan urusan akhirat. Padahal sebenarnya pekerjaan itu termasuk masalah ibadah yang diganjar pahala dengan syarat dia harus sadar bahwa pekerjaannya dilakukan dalam mencari keridhaan Allah dan berbakti pada suaminya.
Jadi janganlah kita para wanita berkecil hati dengan aktivitas kita sehari-hari, sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi seluruh kebutuhan keluarga insya Allah tercatat sebagai amal ibadah kita, asal kita melakukan dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang.
Bila kita bandingkan antara usia yang pendek ini dengan usia umat sebelum kita yang panjang, maka kita akan mengetahui pentingnya waktu sehingga kita akan memanfaatkan setiap desah nafas dan setiap detik dari usia kita. Kehidupan manusia dimulai dengan lemah dan diakhiri dengan lemah. Ada tahun-tahun permulaan dan akhir pemanfaatannya tidak seperti yang kita harapkan. Untuk itu Rasulullah memberikan petunjuk kepada kita tentang pemanfaatan waktu sebelum luput dari kita, beliau bersabda , ”pergunakanlah lima perkara sebelum datang lima perkara lagi, hidupmu sebelum matimu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kosongmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu.” (HR. Ahmad dengan sanad sahih). Jadi waktu yang kita punyai adalah masa hidup, masa sehat, masa kosong, masa muda dan masa kaya yang seharusnya bisa kita isi dengan berbagai aktivitas ibadah yang dicintai Allah
Tabiat manusia tidak bisa diam dan berhenti dari aktivitas. Kalau aktivitas ini diarahkan dengan baik maka manfaatnya akan kembali pada umat, tetapi kalau sebaliknya maka akan menjadi lahan yang subur bagi setan. Ada permasalahan yang harus kita sadari, bahwa kelalaian manusia terhadap pemanfaatan waktu. Pada saat orang-orang barat (non muslim) giat memanfaatkan waktu mereka, bersamaan dengan itu juga mereka memalingkan pandangan kaum muslimin dengan merusak waktu, mendorong kita untuk menyia-nyaiakannya agar kita sibuk engan hal-hal sepele dan memalingkan kita dari hal-hal yang penting dengan cara merubah pikiran kita menjadi orang –orang yang berpikir kapitalis karena kita jadi tergiur memiliki suatu benda atau barang, yang akhirnya menuntut kita bekerja lebih dari yang seharusnya dan waktu kita akan habis hanya memikirkan pekerjaan seumur hidup kita. Menciptakan permainan pengisi waktu kosong, seni yang membuai, acara-acara TV yang bertujuan menghilangkan kejenuhan terhadap rutinitas kerja sehari-hari. Begitulah cara mereka memalingkan pikiran dan waktu kita. Ini adalah realitas, dan kita harus bertanya kepada diri sendiri. Dari waktu 24 jam yang kita punyai setiap hari, berapa lama waktu untuk bekerja dan mencari hiburan. Dan berapa waktu yang kita punyai untuk bermesra dengan Allah ataupun berkumpul dengan keluarga untuk memperkuat ikatan silahturahmi dan kasih sayang antara orang tua dan anak. Kalau kita mau jujur kita akan mendapat jawaban yang jujur, dan mulailah untuk memperbaiki segalanya sebelum terlambat.

”Allah benci terhadap setiap perkataan kasar, keji dan sombong. Berteriak-teriak di pasar, menjadi mayat pada malam hari dan keledai pada siang hari. Serta orang yang mengetahui urusan dunia namun bodoh akan urusan akhirat (HR. Ibnu Hibban dengan sanad sahih)

0 komentar:

Posting Komentar