“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma”ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada ALLAH….”
(QS. Ali Imran : 110)
Islam telah menggariskan tentang siapa perempuan dan apa peran yang harus dijalaninya. Sama halnya dengan laki-laki, perempuan mempunyai hak dan kewajiban yang telah ditentukan Allah. Untuk menjalani kehidupannya, ALLAH telah membekali perempuan dengan seperangkat potensi kehidupan yang terdiri dari naluri-naluri, kebutuhan jasmani dan akal.
Dengan akalnya, perempuan mampu memahami petunjuk dari ALLAH SWT dalam Al’Quran dan as Sunah. Dengan kemampuan ini, Allah hendak memuliakan kaum perempuan. Diantara mereka ada yang memilih jalan kebaikan, namun ada pula yang memilih jalan keburukan.
” Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan jalan ketaqwaannya. Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwa itu . Dan sungguh merugi orang yang mengotorinya (QS. As-Syams [91] : 8-10)
Dengan petunjuk dari ALLAH SWT, seorang muslimah mampu memecahkan kehidupannya dengan baik dan terarah. Keimanannya kepada Allah mendorongnya menjadikan aturan Allah sebagai metode yang benar dan tepat untuk memenuhi kebutuhannya dan memuaskan naluri-nalurinya, baik naluri beragama, mempertahankan diri maupun naluri menyayangi lawan jenis untuk melanjutkan keturunan.
Hanya saja kuat lemahnya naluri berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain, tergantung umur, pengalaman hidup dan rangsangan eksternal yang mempengaruhi nalurinya.
Agar seorang muslimah mampu meraih prestasi dalam hidupnya maka :
- Harus memiliki dorongan kuat untuk hidup lebih baik
- Harus memiliki kesungguhan untuk menggali dan mengembangkan potensi diri
- Harus memiliki keimanan yang kuat (daya tahan) dan tidak mudah putus asa apalagi menyerah dengan keadaan.
Seperti apakah ibu yang berprestasi ?
Allah SWT menegaskan bahwa kemuliaan seseorang disisi ALLAH hanyalah diukur dari ketaqwaannya sebagai hamba ALLAH
”Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian disisi ALLAH adalah yang paling bertaqwa” (QS.Al-Hujarat [49]:43)
Ibu berprestasi adalah ibu yang mampu melaksanakan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh semua peran-peran yang ditetapkan ALLAH SWT atas dirinya di dunia dan dapat mempertanggung jawabkannya di akhirat kelak. Dengan pandangan ini seorang ibu akan dapat meraih prestasi terbaik dalam kehidupannya.
Islam menempatkan perempuan pada dua peran strategis :
Pertama, sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya , agar menjadi menjadi guru yang berkualitas haruslah berupaya :
- Memiliki kecerdasan spriritual :
· Menyadari sepenuhnya bahwa dirinya diciptakan ALLAH untuk memerankan diri sebagai ibu terbaik bagi anak-anaknya semata-mata karena mengharap ridho ALLAH SWT.
· Meyakini bahwa peran sebagai ibu adalah peran yang sangat mulia (ingatlah surga dibawah telapak kaki ibu?? Ibu yang bagaimana?? Ibu yang taat pada ALLAH, penuh cinta dan kasih sayang dalam membimbing anak-anaknya)
· Memperbaiki motivasi dan tujuan yang ingin dicapai ketika menjalankan peran sebagai ibu.
- Berkepribadian Islam yang tangguh
Muslimah berkualitas akan memiliki kepribadian Islam yang tangguh dan mulia berdasarkan aqidah Islam. Cara berpikir dan berprilaku senantiasa diarahkan pada peraturan-peraturan Islam
- Menyadari anak sebagai aset generasi mendatang
Ibu yang menyadari anak sebagai aset generasi mendatang senantiasa berusaha memperbaiki diri setiap hari dalam rangka menambah kemampuan untuk mengarahkan dan mendidik anak-anaknya mengadi generasi yang unggul pada masanya. Anak yang berkualitas akan tercermin pada pribadinya : beriman, taat ibadah, akhlak terpuji, kuat pendirian, pandai memilih lingkungan pergaulan, lemah lembut dan mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat sekitarnya serta mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
- Menguasai konsep pendidikan anak
Ibu harus mengetahui dan menguasai konsep pendidikan anak, memahami arah dan tujuan mendidik anak, menguasai persoalan teknis praktis dalam mendidik anak-anaknya.
- Menanamkan aqidah Islam, sehingga anak akan mampu mengatasi persoalan hidupnya dengan penyelesaian Islam
- Mengarahkan, mengendalikan dan mengembangkan keinginan anak sesuai tuntunan Islam dan tidak terjebak menuruti keinginan anak yang bertentangan dengan tuntunan islam.
- Mengenal potensi anak dengan mengamati penampakan yang muncul dari tindakan anak
- Dapat melihat peluang untuk mengembangkan potendi anak
- Berkomunikasi dengan anak secara baik
Kemampuan berkomunikasi baik antara orang tua dan anak sangat penting dalam proses pendidikan anak. Anak merekam kata-kata dan gaya bahasa orang tua. Masa anak-anak adalah momentum berharga untuk membangun pondasi bahasa dan komunikasi anak
- Kreatif dalam keterbatasan
Setiap manusia memiliki keterbatasan, demikian pula halnya dengan seorang ibu. Keterbatasan materi, waktu dan tenaga harus disikapi dengan tenang. Keterbatasan yang ada akan mendorong kretifitas untuk menyelesaikan persoalan-persoalannya dengan keyakinan kuat bahwa ALLAH SWT akan memberinya kemudahan ketika ia berupaya untuk mengikuti tuntunanNYA.
Kedua sebagai pengelola Rumah tangga
- Membuat rumah laksana surga bagi semua anggota keluarganya
- Memupuk motivasi dan semangat seluruh anggota keluarganya untuk berjuang di jalan ALLAH
- Menjaga kehormatan suami dan anak
Peran ibu di masyarakat
Seorang ibu juga merupakan bagian dari masyarakat. Islam mengatur peran muslimah di masyarakat. Ada yang ditetapkan sebagai kewajiban seperti berdakwah. Ada pula yang ditetapkan sebagai mubah seperti mengembangkan potensi dan mengaktualisasikan diri dalam profesi yang ditekuninya dengan niatan mengamalkan ilmunya untuk kemaslahatan umat. Tetapi janganlah kemudian yang mubah dilakukan kemudian melalaikan kewajiban bahkan melanggar hukum syara.
Islam tidak memisahkan masyarakat menjadi masyarakat laki-laki dan masyarakat perempuan. Mereka bekerjasama untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera dibawah naungan ridha ALLAH SWT.
Bagaimana menjadi Ibu yang berprestasi
- Upaya membina kepribadian Islam yang memperhatikan 2 aspek : aspek aqliyah (pila pikir) dan aspek nafsiyah (pola perilaku). Kedua aspek ini harus seimbang.
Aspek aqliyah :
- banyak mencari informasi : membaca, berdiskusi, memahami persoalan sosial disekitarnya.
- berlatih menganalisa suatu persoalan dan mencari solusi sesuai dengan pemikiran dan hukum Islam
- rajin menambah wawasan melalui forum-forum diskusi , seminar, training dsbnya.
Aspek Nafsiyah :
1. meningkatkan kualitas ibadah
2. memupuk rasa tawakal
3. Muhasabah (intopeksi diri)
4. Istiqomah (bersungguh-sungguh secara terus menerus)
- Formulasi Sukses : (mo.d.u.i.t) : motivasi, doa, usaha ,ikhtiar dan ikhlas, tawakal
- 4 langkah menjadi pribadi muslimah
1. kenali diri
2. terima diri
3. kembangkan diri
4. tingkatkan diri
Berubah setiap hari ke arah kebaikan
Tantangan ibu adalah pemikiran dan budaya –budaya bukan islami : Sekularisme, pluralisme, feminisme, gender dan liberalime
0 komentar:
Posting Komentar