SELAMATKAN ANAK INDONESIA DENGAN SYARIAH

Generasi terbaik adalah generasi yang unggul. Bukan sekedar dapat bertahan dari kesulitan atau dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak. Lebih dari itu generasi terbaik senantiasa menonjol kepemimpinannya ,mampu memimpin manusia mengarungi kehidupan berlandaskan keimanan yang lurus pada islam . Generasi terbaik dan unggul memiliki ciri utama dalam melaksanakan yang makruf dan mencegah dari yang munkar. Sesuai dengan firman Allah S.W.T dalam al Quran :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada ALLAH (QS Ali Imran :110)

Setiap anak lahir dalam keadaan fitrah dan suci. Ia diberi naluri untuk mencintai kebaikan dan menjaga diri dari keburukan . Tetapi pada saat mereka lahir belum mampu membedakan antara kebaikan dan keburukan. Faktor pendidikan orang tua dirumah dan lingkunganlah yang merangsang tumbuh kembangnya kemampuan memilih kebaikan dan keburukan. Namun pada kenyataannya orang tua dan calon orang tua lebih menyiapkan ilmu untuk bekerja ketimbang ilmu menjadi orang tua. Padahal tugas orang tua 24 jam, sementara tugas pekerjaan hanya sebatas jam kerja.
Setiap orang tua mempunyai harapan yang baik pada putra-putrinya, namun tidak dibarengi dengan program dan perencanaan yang jelas. Bahkan tidak jarang orang tua yang mendidik anaknya dengan metode trial and error alias coba-coba.
Tetapi bila kita menengok sekeliling kita, bahwa permasalahan anak bukan merupakan masalah dalam lingkup keluarga kecil kita tetapi secara keseluruhan di negara kita yang saat ini memasuki usia dewasa 62 thn merdeka menampilkan potret- potret buram anak anak Indonesia yang bisa kita lihat:
1.Kasus Gizi buruk dan busung lapar
Sampai November 2005 tercata 71.815 kasus balita menderita gizi buruk diantaranya 232 meninggal dunia.
Perincian kasus gizi buruk (Suara Pembaharuan 11/2/2006)

2.Kasus buta aksara dan Putus sekolah
Akibat kemiskinan, dunia pendidikan terikut dampaknya. Banyak keluarga miskin yang tak mampu menyekolahkan anaknya. Direktur PLS Depdiknas Ella Yuleawati mengatakan data 2005 menunjukkan bahwa siswa SMP yang putus sekolah mencapai 1.000.746 dan SMA/SMK mencapai 151.976. (Waspada. co.id.14/7/06)

3. Ancaman televisi
Sekitar 60 juta anak Indonesia menonton TV berjam-jam sepanjang hari. Berdasarkan penelitian Yayasan Pengembangan Media anak (YPMA) tahun 2002, anak anak di Jakarta menghabiskan 30-35 jam di depan TV selama seminggu. Artinya setiap tahunnya mereka menghabiskan waktu sebesar 1.560 – 1.820 jam pertahun lebih dari standar jam belajar yakni 1000 jam pertahun. Apa yang ditonton anak –anak ? Seringkali orang tua lalai dan tidak mengontrol jenis tontonan yang boleh ditonton anak- anak mereka.

4. Ancaman Makanan Anak rawan kanker
Hampir semua makanan anak anak yang dijual di pasaran mengandung food aditif kimia, mulai dari snack food, permen sampai berbagai macam minuman anak anak yang semuanya mengandung tambahan bahan kimia seperti penegas rasa, pengawet, pewarna dsb.

5. Ancaman pornografi dan seks Bebas.
Yayasan kita dan Buah hati melakukan survey sepanjang tahun 2005 pada anak-anak usia 9-12 tahun , dengan responden 1.705 anak Jabotabek.Ditemukan, 80% anak-anak sudah mengakses materi pornografi dari berbagai sumber, antara lain: komik, VCD/DVD dan situs-situs porno. Survey lain, dari BKKBN 2002 menyebutkan, bahwa 40% remaja pernah berhubungan seks sebelum menikah . BBC dan CNN pada tahun 2001 melaporkan Indonesia dan Rusia merupakan pemasok terbesar materi pornografi anak, dimana anak anak ditampilkan dalam adegan-adegan seksual (Republika, 21/5/06).

6. Ancaman Kekerasan dan Psikis
Menurut Komnas Perlindungan Anak selama tahun 2005, ditemukan 736 kasus kekerasan terhadap anak, terbagi menjadi 327 kasus perlakuan salah secara seksual, 233 kasus perlakuan salah secara fisik, 176 kasus kekerasan secara psikis dan 130 kasus penelantaran anak (Tempointeraktif.com.13/1/06).

7. Perdagangan dan Eksploitasi Seksual
Sekjen komnas Perlindungan Anak mengemukakan bahwa Indonesia merupakan pemasok perdagangan anak dan wanita terbesar di Asia Tenggara.








Akar Masalah

Dari fakta diatas, dapat kita lihat betapa kompleksnya permasalahan yang mendera anak anak generasi penerus kita. Jika kita runut permasalahan maka ada 3 pihak yang ikut bertanggung jawab atas persoalan ini :
1. Orang tua, sebagai pengemban amanah dari ALLAH, tidak mempunyai ilmu untuk menjadi orang tua, ibu dan ummul madrasah bagi anak anaknya
2. Lingkungan sekitar yang kurang peduli terhadap orang lain dan lebih egosentris yang penting menyelamatkan anak sendiri padahal bila teman anak kita buruk pastilah sedikit tidak anak anak kita terkena imbasnya juga
3. Media televisi yang merupakan pengasuh anak anak di rumah malah mencekoki anak anak kita dengan berbagai tayangan yang justru banyak merangsang sisi negative sang anak
4. Negara sebagai pelindung seluruh warga Negara yang seharusnya mampu membuat kebijakan untuk mengatur seluruh kehidupan masyarakat malah lebih berpihak kepada kebijakan yang mengeksploitasi kehidupan untuk kepentingan ekonomi semata tanpa memikirkan perkembangan jiwa, mental dan kualitas generasi penerus Indonesia berikutnya.


Islam sebagai satu satunya solusi
Jika kita cermati secara mendasar yang menjadi akar permasalahan yang menghimpit kehidupan anak anak kita dan seluruh anak Indonesia yaitu cara pandang dan standar hidup yang tidak menggunakan aturan ALLAH sebagai petunjuk dalam menjalankan seluruh aktifitas kehidupan sehari-hari, dari orang tua, lingkungan maupun peraturan peraturan yang dibuat oleh pemerintah tidak mendukung terbentuknya generasi yang unggul. Generasi unggul bukanlah sesuatu yang tidak bisa kita raih , karena Al Quran memberikan tuntunan yang paling sempurna, hanya dibutuhkan kesungguhan untuk mewujudkannya. Dengan pendidikan sepanjang waktu maka tidak ada satu fasepun dalam kehidupan anak kita kosong dari proses pendidikan baik itu di rumah, di masyarakat, di sekolah atau dimanapun dia berada. Dari sini kita dapat membagi tanggung jawab pendidikan terbagi menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat dan Negara.

Ibu mendapat amanah pertama dan utama sebagai ummul madrasah atau ibu adalah sekolah bagi anaknya. Anak anak bukan miniatur orang tua ataupun orang dewasa yang berbentuk ini, sehingga dituntut kemampuan sang pendidik memberikan keteladanan dan mampu berkomunikasi dengan anak untuk menyampaikan transfer berbagai ilmu pengetahuan terutama ilmu menjadi hamba ALLAH, dimana sang pendidik haruslah terus berusaha meningkatkan kualitasnya sebagai ibu terkait dengan tuntutan zaman yang membutuhkan kreativitas ibu sebagai muslimah yang tangguh dalam menghadapi tantangan hidup.
Kedua ada di tangan masyarakat, masyarakat dituntut peran aktifnya dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses kembang anak. Berbagai kegiatan seminar, training , kajian tentang pendidikan anak adalah suatu keharusan sebagai sarana para ibu meningkatkan pengetahuan dan kualitasnya agar muncul perasaan bahwa pendidikan generasi adalah tanggung jawab bersama.
Ketiga ada di pundak negara. Dengan kekuatan yang dimiliki Negara akan mampu menjadi penyelenggara pendidikan yang baik dan berkualitas sesuai dengan kemajuan jaman yang berlandaskan aturan aturan islam dan membuat kebijakan kebijakan public yang membentuk lingkungan yang baik bagi pendidikan anak anak.
Bila masing-masing mampu menjalani perannya maka diharapkan mampu mencetak generasi yang unggul , namun haruslah disepakati dulu bahwa tujuan akhir proses pendidikan adalah membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa dan Insya ALLAH mempunyai kemampuan iptek yang tinggi dan tidak kalah bersaing di kancah dunia. Pujian ALLAH bagi generasi khairu ummah, generasi unggul inilah sebaik-baiknya makhluk. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap aturan ALLAH.
Semoga ALLAH memberikan kemudahan bagi kita para orang tua untuk menunaikan amanah mencetak generasi yang unggul yang bangga dengan kepribadian islamnya dan tidak malu mengatakan Isyahaduu bianna muslimun

0 komentar:

Posting Komentar